Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 1999).

Minggu, 28 April 2013

Relevansi Zakat di Era Globalisasi


Relevansi zakat di era globalisasi

Hakekat zakat
Zakat adalah kewajiban untuk mengeluarkan harta untuk golongan orang tertentu yang berhak menerimanya, yang jumlah dan waktu untuk mengeluarkannya telah diatur dalam Al – Quran. Zakat pada hakekatnya merupakan salah satu rukun Islam dan sekaligus juga kewajiban bagi umat Islam. Zakat bermakna dan berarti mensucikan diri, itu berarti orang yang mengeluarkan zakat telah membersihkan dan mensucikan dirinya. Disamping menunaikan kewajiban zakat juga bersifat sebagai media kegiatan sosial dalam sebuah masyarakat yang dapat berkembang tergantung dengan msyarakat itu sendiri.
Zakat seperti sudah diatur dalam Al – Qur’an surat At Taubah ayat 60, golongan – golongan yang berhak menerima zakat ialah :
  
  1. Fakir
  2. Miskin
  3. Amil
  4. Mu’alaf
  5. Hamba sahaya
  6. Gharimin
  7. Fisabilillah
  8. Ibnus Sabil

Sedangkan banyak dan waktu untuk mengeluarkan zakat sudah memiliki ketentuan tertentu. Dalam mengeluarkannya ada yang disebut Zakat Fitrah ada pula Zakat Maal. Zakat Fitrah adalah zakat yang dikeluarkan berupa makanan pokok penduduk setempat misalkan beras atau gandum seberat 3,5 kg. Sedang zakat Maal adalah zakat yang dikeluarkan berupa harta kekayaan, hasil perniagaan dan lain – lain, pengeluarannya diwajibkan jika kekayaan seseorang telah mencapai Nishab (batas tertentu) sebanyak 2,5 %. Ada banyak lagi aturan yang membahas tentang zakat namun secara garis besar ketentuan dan hakekat zakat ialah seperti diatas.


Relevansinya dengan kepentingan masyarakat banyak

Sejak zaman kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, zakat selalin dilaksanakan untuk menunaikan kewajiban juga sudah digunakan sebagai media sosial sekaligus pemerataan kekayaan. Bagaimana bisa? Di zaman Nabi dulu banyak sekali saudagar – saudagar yang memiliki kekayaan melimpah dan tentunya sudah melebihi dari Nishab itu sendiri, lalu oleh Nabi diperintahkan mereka untuk mengeluarkan zakat sebanya 2,5% dari total kekayaannya. Yang dari situ, harta zakat di distribusikan kepada golongan – golongan orang tertentu diantaranya kaum fakir dan miskin. Sehingga kekayaan seseorang tidak akan menumpuk di satu orang saja, namu kekayaan tersebut dapat di distribusi kembali sehingga tidak terjadi timpang tindih antara yang kaya dan miskin, agar yang kaya tidak semakin kaya dan miskin tidak semakin miskin, Semuanya teratur dan berjalan sesuai syariat.


Bagaimana dengan kepentingan masyarakat banyak pada zaman sekarang?
Pada era globalisasi?

Jika melihat pada zaman sekarang, pendapatan suatu negara berasal dari pajak tiap penduduknya. Masing – masing negara memiliki kebijakan pajak tersendiri yang mengatur seberapa besar pajak yang wajib dikeluarkan dan siapa saja yang sudah wajib mengeluarkan pajak. Kondisi ini menuai kontroversi dikalangan pengusaha yang ingin membangun usaha di suatu negara, terkadang mereka merasa keberatan dengan pajak yang ada di negara tempat bisnis mereka berjalan sehingga para pebisnis tersebut lebih memilih pindah ke negara lain yang memiliki pajak bisnis yang lebih kecil. Tentu saja ini merugikan negeri tersebut dan juga merugikan pebisnis tersebut bila tetap menetap di negara tersebut. Belum lagi jika menghadapi masalah pendistribusian pajak tersebut untuk pembangunan di suatu wilayah, acap kali terjadi penumpukan pendistribusian, sehingga untuk kepentingan masyarakat sendiri tidak terkover oleh pajak sehingga dirasa diperlukan sumber dana lain.
Disinilah saya rasa pentingnya zakat dimana pelaksanaannya berdampingan dengan pajak di suatu negara tersebut, dimana zakat digunakan untuk kepentingan masyarakat yang bersifat sosial guna pendistribusian ulang kekayaan masyarakat. Lalu pajak digunakan untuk kepentingan negara seperti pembangunan wilayah dan infrastruktur lain untuk kepentingan bersama. Ditambah lagi dengan kemudahan di era globalisasi dimana individu yang sudah berkewajiban mengeluarkan zakat maupun pajak dapat menjalakan kewajibannya dimana saja secara cepat dan praktis.
Masalah lain lagi timbul dari masing – masing individu, ambilah contoh indonesia untuk dijadikan perbandingan. Melihat Indonesia dengan penduduk Islam terbesar di dunia namun tidak menganut hukum islam dalam ketatanegaraannya, hal ini melemahkan zakat dimana hanya menjadi urusan masing – masing individu saja. Berbeda dengan pajak yang apabil dilanggar wajib pajak akan mendapatkan sanksi. Lantas bagi yang melanggar zakat? Belum ada peraturan yang mengatur tentang hukum bagi yang melanggar wajib zakat, dengan alasan Indonesia bukan negara Islam dan urusan agama semestinya dipisahkan dari urusan Negara. Padahal studi tentang ke efektifan zakat dalam suatu negara sudah jelas dan tidak diragukan lagi, bahkan peran pajak bisa tergeser oleh zakat bila benar – benar di implementasikan.


Kesimpulan

Sebenarnya zakat sangatlah relevan bila tetap disandingkan pada era globalisasi, seperti Al – Quran dalam Islam yang isinya akan terus sesuai dengan keadaan zaman. Studi dan penelitian tentang kelayakan ekonomi yang berlandaskan Islam sudah banyak dan terbukti efektif, apa lagi zakat yang mungkin hanya merupakan salah satu poin dari studi kelayakan tersebut. Keberadaan zakat bila di implementasikan dalam skala besar atau pelaksanaannya oleh negara selalu lah disandingkan dengan pajak, karena sifatnya yang sama – sama mengeluarkan harta dengan jumlah tertentu. Namun dalam penunaiannya kerap diperlakukan berbeda, padahal sudah jelas zakat adalah kewajiban umat Islam dan Indonesia adalah negara mayoritas penduduk Islam. Permasalahan ini datang dari tiap individu dan instansi negara itu sendiri. Masing – masing individu memandang zakat adalah kewajiban yang dalam pelaksanaannya adalah urusan mereka masing – masing yang dalam konsteks ini tidak ingin diatur, oleh karena itu kesadaran zakat di Indonesia sangatlah kurang padahal potensi zakat Indonesia sangatlah besar. Instansi zakat yang ada hanyalah bersifat mewadahi mereka – mereka yang ingin membayar zakat dan mendistribusikannya, namun tidak bertanggung jawab untuk menagih secara langsung dan memberikan sanksi bagi pelaku wajib zakat yang tidak ingin membayarkan zakatnya. Padahal jika dilihat dari nominal pengeluarannya, zakat lebih sedikit dibandingkan dengan pajak. Namun kesadaran akan kewajiban itu sangatlah kurang.
Jika ingin suatu negara memiliki perekonomian yang maju, cukuplah dengan mengimplementasikan ekonomi yang berlandaskan Islam denga zakat salah satu instrumen pentingnya yang dalam pelaksanaannya para pakar Ekonomi Islam sudah mengatur bagaimana agar pelaksanaan itu dapat berjalan dengan baik. Instrumen – instrumen sudah ada, sumber daya manusia sudah ada, hanya Itikad untuk berbuat yang belum terlihat dalam negara ini. Pada intinya tidak ada keraguan tentang tidak relevannya zakat di era globalisasi ini, jika memang terlihat tidak relevan, yang tidak relevan adalah individunya bukan zakat itu sendiri.


Alendy Senda
Sistem Informasi A 2012
1112093000012

Rabu, 24 April 2013

Analisis Ekonomi yang berlandaskan Islam


Analisis Ekonomi yang berlandaskan Islam

Para pemikir Islam yang sekaligus juga para ahli dan pakar ekonomi telah tersadar sedari lama bahwasanya Islam juga turut berperan dalam ekonomi. Hal ini terdapat dalam ajaran Islam seperti tidak berlebih – lebihan dalam membelanjakan uang, membelanjakan harta di jalan Allah, larangan terhadap bunga dan zakat selain kewajiban dalam islam juga berperan sebagai aktivitas sosial yang sangat efektif dalam proses redistribusi kekayaan. Namun hal ini sulit diwujudkan berkaitan dengan motivasi ekonomi seetiap individu yang berbeda – beda.
Dalam upaya mewujudkannya para pakar ekonomi Islam mengatur beberapa patokan – patokan yang menjadi tolok ukur individu dan lembaga – lembaga dalam berekonomi agar tercapai ekonomi yang berlandaskan Islam. Diantaranya seperti :

1. Tiap individu untuk peduli sesama dan melaksanakan tujuan sosial dalam
    semua kegiatan ekonomi
2. Tujuan sosial tersebut ialah
a.   Pemenuhan kebutuhan dasar mausia
b.  Keseimbangan dan pemerataan pembagian pendapatan / kekayaan
c.    Stabilitas
d.   Pengembangan ekonomi
    3. Motivasi dan kepentingan ekonomi masing – masing pelaku ekonomi  
        bersandingan dengan tujuan sosial dan kepedulian terhadap sesama
    4. Setiap individu tidak berlebihan dan menghindari gaya hidup mewah dan 
        berlebih – lebihan
    5. Dalam mencapai tujuan sosial setiap individu haruslah bekerjasama untuk 
        mencapainya

Lalu untuk kelembagaan para pakar ekonomi islam mengatur :

1. Penggantian bunga dengan bagi hasil
2. Pembuatan uang melalui investasi bukan melalui proses peminjaman
    3. Institusi sosial milik negara bertanggung jawab atas kesadaran tujuan   
        sosial masing – masing lembaga
    4. Zakat berperan sebagai instrumen pentung dan efektif untuk redistribusi 
        kekayaan dari yang kaya ke yang miskin dan untuk tujuan kesadaran sosial
    5. Pendapatan minimum dipastikan untuk setiap individu. Namun dalam 
        memperolehnya haruslah sesuai dengan kemampuannya atau usahanya.

Dari beberapa poin diatas yang telah dijadikan patokan guna tercapainya Ekonomi yang berlandaskan Islam, sudah jelas bahwa inti dari semuanya adalah keadilan, dan menurut saya dalam hal ini lebih menitik beratkan pada aktivitas sosial dan keadilan itu sendiri sebagai fondasi atau dasar dari terbentuknya Ekonomi yang berlandaskan Islam. Lalu disusul oleh zakat yang merupakan kewajiban dan instrumen yang terbukti efektif untuk meredistribusi kekayaan di sebuah negara atau wilayah agar tidak terjadi penumpukan kekayaan yang menyebabkan perputaran uang menjadi sulit. Yang juga merupakan bentuk lain dalam aktivitas sosial dan keadilan sebagai dasar Ekonomi yang berandaskan Islam.

Lantas apa yang dimiliki para pakar ekonomi tersebut untuk mewujudkan hal ini?

Sudah banyak intsrumen yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan hal ini namun kembali saya sampaikan adalah bahwa instrumen terampuh ialah zakat, lalu di iringi dengan bagi hasil yang menggantikan bunga atau dalam Islam di sebut riba yang diharamkan. Sekali mendayung, dua tiga pualu terlampaui, tidak hanya mewujudkan keadilan yang baik untuk kepentingan bersama juga menghindari para pelaku ekonomi dari sesuatu yang diharamkan Allah SWT.

Mereka yang tertarik dengan Ekonomi yang berlandaskan Islam bisa dengan mudah mempelajarinya, sudah banyak institusi pendidikan yang dapat mendidik dan membinanya. Mempelajari Ekonomi Syariah bukan hanya sekedar Ekonomi namu juga Syariah yang artinya mereka yang belajar juga dituntut untuk paham dan dapat mengamalkan syariat – syariat tersebut. Sekali lagi, dua tiga pulau terlampaui dalam sekali mendayung. Terlebih mereka yang mempelajari ini bisa saja bukan dari kalangan Islam, dan karna itu melalui ini dakwah bisa dilakukan sambil menggali Ilmu. Subhanallah.

Perlahan – lahan dunia mulai menyadari akan hal ini, sedikit demi sedikit perusahaan maupun bank mulai memegang prinsip Syariah dalam kegiatan ekonominya. Seperti penghapusan bunga dan menggantikannya dengan kegiatan bagi hasil dalam pananaman investasi. Namun jika dibandingkan dengan mereka yang belum tersadar jumlah ini masihlah sedikit. Disinilah tantangannya, menurut saya bahwa untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan sebuah lembaga negara yang saling terintegrasi dengan lembaga lainnya dan berbagai elemen masyarakat yang bertanggung jawab atas kesadaran sosial dan keadilan jika suatu negara tersebut bukan negara Islam atau mayoritas islam, dan lembaga yang bertanggung jawab atas kesadaran Zakat jika suatu negara tersebut merupakan negara Islam.

Kesimpulan

Ekonomi yang berlandaskan Islam sangatlah diperlukan, bukan hanya untuk kepentingan Islam sendiri namun untuk kepentingan umat manusia dalam kegiatan ekonominya. Agar tercapai keseimbangan dan keadilan dalam setiap kegiatan ekonomi, yang darinya permasalahan atau perselisihan yang sering timbul dalam perekonomian tidak akan ada lagi karena tidak akan ada pihak yang dirugikan. Mereka yang untung atau rugi, puas atau tidak puas, tergantung pada usaha yang mereka lakukan dalam kegiatan ekonomi dan tidak dapat menyalahkan orang lain, itulah keadilan. Berbagai macam sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini sudah ada seperti para ahli ekonomi Islam yang telah merumuskan poin – poin acuan agar tercapainya suatu Ekonomi yang berlandaskan Islam. Didukung lagi dengan lembaga pendidikan yang menghasilkan para ahli ekonomi muda dan baru yang lebih siap lagi dalam menghadapi tantangan ini.

Jika dilihat dari kondisi global tentang kesadaran akan perlunya Ekonomi yang berlandaskan Islam terdapat dua permasalahan. Pertama, menunggu kesadaran muncul dari masing – masing individu, kemudian terus menerus hingga ke tingkat negara. Kedua, memberikan kesadaran kepada dunia akan pentingnya Ekonomi yang berlandaskan Islam. Dan poin kedua inilah yang menurut saya merupakan tantangan sebenarnya yang harus dihadapi oleh para kaum muslim umumnya dan para ahli ekonomi Islam khususnya.

Alendy Senda
Sistem Informasi A 2012
1112093000012

Minggu, 10 Maret 2013

Pemikiran Ekonomi Islam dan New Global Economic

Pemikiran Ekonomi Islam dan New Global Economic


The paper examines the teachings of the Qur’an and the Sunnah and the views of a number of classical Muslim scholars with respect to the unity of mankind and its implications for integration of the world economies through increased specialization and division of labor and removal of restrictions on the free flow of goods, services, labor and capital. It then discusses the extent to which these teachings and views fit within the framework of the New Global Economy. It argues that the philosophy ingrained in Islamic teachings and the writings of Muslim scholars considers the promotion of justice to be indispensable for achieving the desired integration of the world economies. The paradigm of the New Global Economy, unfortunately, lacks this commitment to justice. Hence the resistance to globalization. The author argues that Muslim countries should, nevertheless, support globalization, but should simultaneously struggle for the injection of justice in its paradigm. This will, however, not be sufficient by itself. They should also strive for introducing greater justice in their own economies and also adopt a number of measures that would help them meet successfully the challenges of globalization.



Konsep New Glogab Economics yang merupakan versi lain dari Neoclassical Economis, memiliki suati faham/pandangan atau konsep liberalisasi dan integrasi. Yang dimaksudkan disini ialah, penghapusan peran negara dalam urusan pasar dan harga lalu meliberalisasikan perekonomian agar terwujud pengembangan ekonomi yang lebih cepat. Hal ini memaksa pemerintahan hanya memegang sedikit dalam urusan perekonomian. New Global Economy berusaha memperkuat Neoclassical Economics dan menekankan pada perdagangan yang liberal, dan pergerakan bebas atas modal, pekerja, teknologi, dan informasi. Semenjak kekuatan besar di Barat bersama dengan IMF dan World Bank mengadopsi pandangan ini, seluruh Negara di dunia dipaksa (untuk mengadopsi pandangan itu juga), dan untuk me-liberal-kan ekonomi mereka, khususnya perdagangan, demi memperluas pedagangan dunia. Hal ini memberi peluang untuk pasar yang lebih luas juga penyebaran kemampuan ahli dalam hal teknologi dan manajemen, yang diharapkan dapat memberikan produktivitas yang lebih baik dan standar hidup yang lebih tinggi. Diharapkan juga hal ini dapat membantu mendukung integrasi dalam ekonomi dunia dan menuntun kepada pengembangan ekonomi yang lebih cepat di seluruh negara. Negara – negara lain yang tidak ikut mengadopsi faham ini akan terancam secara otomatis “keuntungan jangka panjang” mereka sendiri. 

Tujuan dari peng-integrasi-an atas ekonomi dunia bukanlah hal yang baru dalam pemikiran Islam. Persatuan umat manusia merupakan hal yang mendasar dari konsep fundamental Islam mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa (Tauhid). yang menjadi permasalahan adalah perbedaan yang muncul dalam hal kewarganegaraan, ras, dan warna kulit yang tidak memiliki tempat dalam agama yang mengajarkan untuk menjunjung tinggi persaudaraan antar umat manusia. Tujuan Islam adalah untuk mempersatukan mereka semua, banyak cara yang tersedia dan salah satunya berasal dari interaksi ekonomi. terutapa dengan konsep "new global economics" yang berarti membebaskan batasan apapun dengan meningkatkan interaksi dan kerjasama yang lebih baik. 

Untuk mencapai tujuan daripada persatuan umat manusia yang menghilangkan batasan – batasan yang secara sengaja dibuat, akan sulit dicapai apabila tidak diiringi dengan suatu keadilan dalam interaksi antar manusia yang merata didalamnya. Oleh karena itu, 
Al-Qur’an menyatakan bahwa keadilan merupakan tujuan utama mengapa Allah mengutus Rasul-Nya kepada umat manusia 
(Al-Qur’an, 57:25). 
Rasulullah (Shallawlohi ‘alaihi wassalam) juga menyatakan bahwa ketidak adilan sama dengan “gelap gulita” dikarenakan ketidakadilan melemahkan solidaritas, meningkatkan konflik dan ketegangan, serta memperburuk permasalahan manusia. Bersesuaian dengan komitmen ini mengenai keadilan dan kesetaraan, Islam mencoba meng-integrasi-kan sistem ekonomi yang berbeda di bawah pengaruhnya dengan keadilan dan kesetaraan selama masa kejayaan peradaban Muslim. 

Tujuan dalam mengintegrasikan perekonomian merupakan hal yang wajar dan sudah umum bagi Islam dan New Global Ecomomics. Namun pada strategi pencapaiannya sangatlah berbeda. Islam yang lebih mengedepankan keadilan berdasarkan kriteria moral, sedang New Global Ecomomics lebih mengandalkan negosiasi demi keuntungan pribadi. Desinilah perbedaan antara dua konsep yang memiliki tujuan sama, yang selanjutnya terpisahkan satu sama lainnya. New Global Economy terus saja mengacu pada aturan-aturan Neoclassical Economics yang sekuler, dimana tidak ada ruang untuk pertimbangan nilai, serta memaksimalkan kekayaan dan pencapaian keinginan adalah tujuan utamanya, selain itu, mendapatkan keuntungan pribadi merupakan hal yang paling memotivasi mereka. Namun, hal ini tidak dapat menentukan keadilan tanpa pertama-tama menentukan yang mana benar dan yang mana salah, yang mana adil dan yang mana tidak, serta yang mana yang diinginkan dan yang mana yang tidak diinginkan. Hal ini memerlukan pertimbangan nilai. Ketidakmampuan Neoclassical Economics untuk melakukan pertimbangan nilai, membuatnya kehilangan kemampuan dasar untuk menyadari keadilan. Jika pertimbangan nilai yang berdasarkan pada kriteria moral dihilangkan, maka satu-satunya cara untuk menentukan mana benar dan mana salah hanyalah berdasarkan keuntungan pribadi, dimana semua pihak akan mencoba mencapainya melalui negosiasi. Dalam negosiasi seperti itu, pada dasarnya yang paling kaya dan kuatlah yang dapat meraup keuntungan terbesar dikarenakan kekuatan ekonomi dan politik mereka, yang mereka gunakan untuk mem-bully mereka yang lemah dan powerless. 

Para ilmuan muslim sudah banyak membicarakan hal tersebut dan menyadari bahwa jalan keluar yang mungkin dicapai adalah dengan pembagian yang adil antara tenaga kerja dan keahlian. Hal ini digambarkan oleh perkataan Shams Al-Din Al-Sarakhsi (483H/1090G) : “Para petani membutuhkan hasil kerja para penenun untuk mendapatkan pakaian, dan penenun membutuhkan hasil kerja para petani untuk mendapatkan makanan dan kapas untuk membuat pakaian… Jadi semua orang menolong yang lain dengan hasil kerjanya…”. Dengan begitu keadilan bisa dicapai dan melalui keadilan juga dapat membantu penebaran perkembangan secara merata kepada seluruh partisipan yang kemudian menciptakan keadaan yang mendukung untuk terciptanya solidaritas. 

Salah satu pengertian dari keadilan adalah semua yang setara harus diperlakukan setara dan sebaliknya. 
Hal ini menyiratkan bahwa, ketika ekspor dari Negara industry harus meningkat, ekspor dari Negara berkembang juga harusnya meningkat, dan diharapkan dalam laju yang lebih tinggi daripada Negara industry sehingga dapat meningkatkan keuntungan dari Negara-negara berkembang ini dalam perdagangan internasional dan mengurangi kesenjangan antara Negara yang kaya dan yang miskin. Tidak adanya keadilan dalam paradigma New Global Economy telah mengakibatkan stress yang tidak semestinya dalam negosiasi. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam negosiasi biasanya Negara miskin yang harus memohon, sementara Negara yang kaya dan kuat dapat bertindak sesukanya. Oleh karena itu, tidak mengherankan, Dr. Ahmad Mohamed Ali, Ketua dari Islamic Development Bank, mengatakan bahwa bagi Negara berkembang untuk mencapai WTO sudah seperti melewati hutan lebat yang dipenuhi tumbuhan lebat, jalan yang berliku, dan raksasa, monster pemakan manusia. Hasilnya ketika negara miskin meliberalisasikan perdagangan mereka, negara kaya tetap secara tegas berseikap proteksionis terhadap pasar mereka. Karenanya, ketimpangan pendapatan terus terjadi antara negara kaya dan negara miskin, ini adalah akibat globalisasi terhadap negara miskin. 

Oleh karena itu, tidak perlu untuk terlalu takut akan globalisasi. 
Globalisasi adalah tantangan dan juga kesempatan. Seperti yang dikatakan sebelumnya, Muslim telah menjadi pencetus globalisasi. 
Seluruh wilayah di bawah pemerintahan Muslim menjadi pasar umum yang luas dan berkontribusi kepada pengembangan di segala bidang dan memberikan peningkatan dalam pendapatan orang-orang. Jadi kenapa kita harus takut terhadap globalisasi sekarang. Kita, sudah seharusnya, berjuang untuk keadilan, namun juga tidak lupa untuk memastikan pengenalan perubahan politik, hukum, social dan ekonomi yang dibutuhkan untuk memanfaatkan sumber daya kita secara efektif sehingga kemudian dapat memenuhi tantangan globalisasi. 


Kesimpulan

Pada dasarnya Islam lah yang mengawali konsep tentang New Global Economics, yang bertujuan untuk meliberalkan pasar dan perdagangan guna mempercepat perkembangan ekonomi secara global. Tujuan lain daripada pemikiran ekonomi islam tentang pengliberalisasian pasar dan perdagangan ialah untuk mempersatukan umat yang berdasarkan kepada konsep fundamental Islam mengenai Ketuhanan Yana Maha Esa (Tauhid). Yang menjadi permasalahan daripada tujuan itu ialah perbedaan dalah hal kewarganegaraan, ras dan warna kulit, tujuan islam ialah untuk mempersatukannya melalui berbagaimacam cara yang salah satunya melalui interaksi ekonomi.

Interaksi ekonomi yang baik adalah interaksi yang berlandaskan akan keadilan antar kedua belah pihak, hal ini bertentangan dengan konsep New Global Economis yang lebih menitik beratkan pada keuntungan pribadi. interaksi ekonomi didapat namun ketidak adilan muncul disitu. Dalam kasus real dimana konsep New Global Economics lebih mendominasi di banding Pemikiran Ekonomi Islam, Negara miskin terpaksa memohon kepada Negara kaya dan Negara kaya hanya bertindak sesukanya yang asal menguntungkan dirinya. Dari sinilah tantangan dimana keadilan sulit dicapai dalam interaksi ekonomi global. 

Semestinya kedua konsep ini dapat saling bekerja sama dalam mencapai tujuannya dengan menselaraskan strategi yang baik lagi benar, terutama dalam penerapan keadilannya. Karena dari ketidak adilan ini hanya menimbulkan benih-benih perpecahan dan memperlebar jurang pemisah antara negara kaya dan miskin. Apalah guna suatu perkara jika diakhirnya hanya untuk mencapai kekayaan semata (harta)? Maka disinilah cobaan untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia. Untuk menegakkan suatu keadilan antar umat manusia guna menegakkan ketauhidan sebagai muslim. 
Semoga Allah memudahkan dan meridhoi atas segala usaha umat muslim dalam perkara ini, InsyaAllah..

Alendy Senda
SI - 2A 2012
1112093000012
Referensi: Islamic Economic Studies Vol.9, No.1, September 2001

Jumat, 08 Maret 2013

Muhammad bin Musa Al - Khawarizmi, Sang Bapak Algoritma

Muhammad Ibnu Musa Al - Khawarizmi


      Istilah algoritma, mungkin bukan sesuatu yang asing bagi kita. Ditinjau dari asal-usul katanya, kata ‘Algoritma’ mempunyai sejarah yang agak aneh. Orang hanya menemukan kata Algorism yang berarti proses menghitung dengan angka Arab. Seseorang dikatakan ‘Algorist’ jika menghitung menggunakan angka Arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku Arab terkenal, yaitu Abu Abdullah Muhammad Ibnu Musa Al-Khuwarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism.

Definisi Algoritma

     Definisi Algoritma adalah langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis. Contoh sederhana adalah penyusunan sebuah resep makanan, yang biasanya terdapat langkah-langkah cara memasak masakan tersebut. Tapi, algoritma umumnya digunakan untuk membuat diagram alur (flowchart) dalam ilmu komputer / informatika.

Penemu konsep Algoritma dan Aljabar

      Penemunya adalah seorang ahli matematika dari uzbekistan yang bernama Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi. Di literatur barat, beliau lebih terkenal dengan sebutan Algorism. Panggilan inilah yang kemudian dipakai untuk menyebut konsep algoritma yang ditemukannya. Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa al-Khwarizmi (770-840) lahir di Khwarizm (Kheva), kota di selatan sungai Oxus (sekarang Uzbekistan) tahun 770 masehi. Kedua orangtuanya kemudian pindah ke sebuah tempat di selatan kota Baghdad (Irak), ketika ia masih kecil. Khwarizm dikenal sebagai orang yang memperkenalkan konsep algoritma dalam matematika, konsep yang diambil dari nama belakangnya.

       Al khwarizmi juga adalah penemu dari beberapa cabang ilmu matematika yang dikenal sebagai astronom dan geografer. Ia adalah salah satu ilmuwan matematika terbesar yang pernah hidup, dan tulisan-tulisannya sangat berpengaruh pada jamannya. Teori aljabar juga adalah penemuan dan buah pikiran Al khwarizmi. Nama aljabar diambil dari bukunya yang terkenal dengan judul Al Jabr Wa Al Muqabilah. Ia mengembangkan tabel rincian trigonometri yang memuat fungsi sinus, kosinus dan kotangen serta konsep diferensiasi.

    Pengaruhnya dalam perkembangan matematika, astronomi dan geografi tidak diragukan lagi dalam catatan sejarah. Pendekatan yang dipakainya menggunakan pendekatan sistematis dan logis. Dia memadukan pengetahuan dari Yunani dengan Hindu ditambah idenya sendiri dalam mengembangkan matematika. Khwarizm mengadopsi penggunaan angka nol, dalam ilmu aritmetik dan sistem desimal. Beberapa bukunya banyak diterjemahkan kedalam bahasa latin pada awal abad ke-12, oleh dua orang penerjemah terkemuka yaitu Adelard Bath dan Gerard Cremona. Risalah-risalah aritmetikanya, seperti Kitab al-Jam’a wal-Tafreeq bil Hisab al-Hindi, Algebra, Al-Maqala fi Hisab-al Jabr wa-al-Muqabilah, hanya dikenal dari translasi berbahasa latin. Buku-buku itu terus dipakai hingga abad ke-16 sebagai buku pegangan dasar oleh universitas-universitas di Eropa.

     Buku geografinya berjudul Kitab Surat-al-Ard yang memuat peta-peta dunia pun telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris. Buah pikir Khwarizmi di bidang geografi juga sangat mengagumkan. Dia tidak hanya merevisi pandangan Ptolemeus dalam geografi tapi malah memperbaiki beberapa bagiannya. Tujuh puluh orang geografer pernah bekerja dibawah kepemimpinan Al khwarizmi ketika membuat peta dunia pertama di tahun 830. Ia dikisahkan pernah pula menjalin kerjasama dengan Khalifah Mamun Al-Rashid ketika menjalankan proyek untuk mengetahui volume dan lingkar bumi. 

Sumber Artikel Disini

Rabu, 30 Januari 2013

Konsep Sistem Informasi: Personel Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Dalam artikel sebelumnya sudah dijelaskan tentang Pengembangan Sistem Informasi, mulai dari pengertian, critical success factor hingga tahapan-tahapan dalam proses pengembangannya. Dalam artikel ini akan dibahas dari tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi yang sudah dijelaskan, siapa-siapa saja / personel apa saja yang terlibat didalamnya. Baik itu pihak perusahaan internal atau pengembang eksternal.


PERSONIL PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

1. Analis Sistem (System Analyst)

Analis sistem adalah seseorang yang mempunyai keahlian atau kemampuan luas di bidang teknologi informasi dan bisnis, serta dapat menggunakan pengetahuan aplikasi komputer di dalam memecahkan masalah. Atau seseorang yang bertanggung jawab menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan pemakai kedalam spesifikasi teknik yang dilakukan oleh programer dan terhadap permintaan seorang manajer.

Fungsi Sistem Analis:
1. Mengidentifikasikan kebutuhan pengguna, contohnya suatu perusahaan menginginkan pemakaian komputer dalam pengolahan data, semua masalah yang ada pada proses yang sudah berjalan diidentifikasikan dan dianalisis, kemudian berbagai formulir yang ada di perusahaan tersebut dipelajari dengan tepat.
2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan pengguna.
3. Memilih alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.
4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistem.

Tugas yang harus dilakukan oleh seorang analis sistem:
1. Mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen, file-file, dan formulir yang berkaitan dengan sistem untuk merancang sistem yang baru.
2. Menyusun dan memberikan rekomendasi berdasarkan data-data yang sudah terkumpul.
3. Merancang suatu sistem perbaikan dan mengidentifikasikan aplikasi-aplikasi untuk penerapannya pada komputer.
4. Menganalisis dan menyusun biaya-biaya dan keuntungan dari sistem yang baru.
5. Mengawasi kegiatan dari penerapan sistem yang baru.

2. Programmer

Tugas seorang programer adalah:
1. Tanggung jawab yang terbatas pada pembuatan program komputer (coding).
2. Pengetahuan yng cukup terbatas pada teknologi komputer, sistem komputer, utilitas dan bahasa-bahasa program yang diperlukan.
3. Pekerjaan programer sifatnya teknis dan harus tepat dalam pembuatan instruksi-instruksi program.
4. Pekerjaan tidak menyangkut hubungan dengan banyak orang, terbatas pada sesama pemrogram dan analis sistem yang mempersiapkan rancang bangun (spesifikasi) program.

3. Personal Sistem Lainnya

1. Network/System Administrator. 

Bertanggung jawab terhadap desain jaringan, seperti LAN, MAN, WAN. Selain itu bertugas menjaga keamanan dan kontinuitas jaringan sistem yang digunakan, termasuk hal-hal seperti mengeset komputer agar terkoneksi ke Internet, mengeset server e-mail (misal: Outlook), server FTP, server DNS. Network administrator merupakan orang yang sering ditanyai bila terjadi troubleshooting dalam jaringan.

2. Teknisi (Hardware).

Personel yang menetapkan konfigurasi hardware yang tepat agar dapat bekerja secara optimal.

3. Database Administrator.

Personel yang bertanggung jawab terhadap suatu sistem database, mencakup pola struktur data, integritas data, memberikan hak akses kepada pengguna, back-up, recovery, dan mengoptimalkan kinerja database.

4. Documenter.

Personel yang membuat dokumentasi sistem, mencakup buku operasional, aplikasi, teknis dan sistem.

5. Software Tester.

Personel yang menjamin bahwa program aplikasi yang dibuat programer sesuai spesifikasi.

6. Web & Graphic Designer

Personel yang memiliki keahlian dalam mendesain untuk aplikasi berbasis Graphic User Interface (GUI). Seorang desainer Web bertanggung ­jawab atas elemen visual dan multimedia dari sebuah situs. Bekerja sama dengan programer Web, mereka bertugas merancang situs baik dari segi isi maupun grafis. Seorang desainer grafis dapat bekerja di luar desain situs, seperti menjadi staf artistik pada majalah atau koran.

7. Consultant (Enterprise Resources Planning-ERP). Tugas intinya adalah memberi masukan atau saran akan pengembangan suatu sistem dengan software database tertentu. Tujuannya supaya perusahaan klien lebih efektif dalam melakukan pekerjaan, dengan pengeluaran yang lebih minim. Tak jarang seorang konsultan ERP juga dituntut untuk memberi solusi pengumpulan dan pencarian data (data warehousing dan data mining).

4. Pengguna Sistem (User)

a. User, disebut juga sebagai end-user (operator) dan user-manager yang mengawasi pekerjaan end-user.

b. Manajemen, memegang peranan penting dalam menyetujui rencana pengembangan, sistem dan penyediaan dana.

Selasa, 29 Januari 2013

Konsep Sistem Informasi: Pengembangan Sistem Informasi

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI 
                                    

Pengembangan sistem merupakan tindakan mengubah, menggantikan, atau menyusun kembali sistem lama menjadi sistem yang baru baik secara sebagian maupun keseluruhan untuk memperbaiki sistem yang selama ini berjalan (yang telah ada).

Dalam sebuah perusahaan yang dinamis sebuah pengembangan sistem merupakan suatu tindakan yang penting untuk dilakukan, tujuannya adalah agar mekanisme atau sistem kerja pada perusahaan tersebut menjadi lebih baik, semua aspek lebih terintegrasi pada suatu sistem/peraturan. Titik berat pada pengembangan ini ialah bagaimana mengganti sebuah sistem (mengembangkan) dari yang lama (konvensional) ke yang lebih baru (modern), sebuah sistem yang lebih terintegrasi dengan perangkat komputerisasi yang lebih memudahkan pengolahan data guna menghasilkan informasi yang berkualitas yang nantinya berperan penting dalam pengambilan keputusan pada tingkat manajer (pimpinan) suatu perusahaan.

Pada pelaksanaan pengembangan, ada beberapa parameter yang menjadi acuan dalam pengembangan sistem informasi yaitu:

1. Kekuatan (Stenght)
2. Kelemahan (Weaknes) 
3. Peluang / Kesempatan (Oportunity) 
4. Ancaman (Treath) 

Juga ada parameter lain dalam strategi pengembangan sistem informasi, yaitu Sumber Daya (Resources) yang terdiri dari:

1. Orang (People)
2. Uang (Mmoney) 
3. Infrastruktur (Infrastructure) 
4. Lingkungan Perusahaan / Bisnis (Environtment) 
5. Nilai budaya dalam perusahaan (Attitude) 
6. Pemilihan waktu yang tepat dalam pengembangan (Time) 



CRITICAL SUCCESS FACTOR (Faktor Penentu Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi)

1. Melibatkan para pengguna (User), pengguna disini adalah semua orang yang terlibat dalam pengembangan, entah itu pihak eksternal (pengembang) atau internal (perusahaan) seperti, pengguna, analis, perancang, programmer, pembangun, manajer, pemilik dll.

2. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Ada dua metode pendekatan pemecahan masalah yaitu Pemecahan Masalah Terstruktur dan Pemecahan Masalah Tak Terstruktur. Apa maksudnya? Pikirkan sendiri :P

3. Membentuk fase dan aktivitas. Ane masih bingung sama yg ini .-.

4. Mendokumentasikan selama proses pengembangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan (kelemahan) sebuah sistem yang sedang dikembangkan

5. Membentuk standar. Sistem yang baik adalah sistem yang terintegrasi dengan IT, tentunya terdapat standar yang menjadi tolok ukur untuk sebuah sistem yang ideal dan dapat bersaing. Biasanya para analis membuat standar yang umum yang mencirikan sistem yang dinamis dan maju misal penggunaan teknologi database, software dan sebagainya.

6. Mengelola proses dan proyek. Konsisten dalam mengerjakan proyek-proyek, tugas inti daripada manajemen proyek yang memastikan semuanya berjalan sesuai rencana dan semestinya.

7. Menentukan Sistem Informasi sebagai investasi modal. Biaya untuk pengembangan suatu sistem informasi tidaklah murah, oleh karena itu sudut pandang seorang manajer atau pengembang harus diubah bahwa biaya mahal tersebut merupakan investasi modal yang nantinya akan berimbas positif terhadap perusahaan terutama dari segi efisiensi kegiatan dan proses bisnis. Dan tentu saja dari situ pula dapat meninggikan grafik pendapatan (profit) perusahaan tersebut.

8. Tidak takut terhadap pembatalan atau merefisi lingkup. Yap! Selalu positif thinking! Jika jatuh, bangkitlah kembali. Sebuah revisi atau bahkan pembatalan sebuah rencana pengembangan adalah hal yang wajar dan suatu yang memang harus dihadapi. Hal ini biasanya dikarenakan perusahaan pengembang kekurangan biaya ditengah-tengah proses pengembangan atau mungkin juga bangkrut.

9. Melakukan pembagian yang jelas. Setiap ahli harus pada bidangnya dan pada waktu yang tepat.

10. Mendesain untuk pertumbuhan dan perubahan. Sistem yang baik dimasa kini dan akan datang haruslah Fleksibel, mudah menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Sehingga jika ingin dilakukan peningkatan, pengembangan hanya dilakukan di beberapa aspek (tidak keseluruhan).



TAHAPAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis 
3. Tahap Desain 
4. Tahap Penerapan 
5. Tahap Perawatan 

Oke akan kita bantai tuntas kelima tahapan ini! B)

1. Tahap Perencanan

Tahapan ini merupakan tahapan dimana pengembang mendefinisikan perkiraan-perkiraan kebutuhan akan sumber daya yang sifatnya masih umum seperti kebutuhan user, kebutuhan infrastruktur dan lain-lain.

Langkah-langkah dalam tahapan perencanaan:

· Menyadari adanya masalah

· Mendefinisikan masalah

· Menentukan tujuan sistem

· Mengidentifikasikan kendala-kendala sistem

· Membuat studi kelayakan

· Mempersiapkan usulan penelitian sistem

· Menyetujui atau menolak penelitian sistem

· Menetapkan mekanisme pengendalian



2. Tahap Analisis

Tahap penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui. Informasi yang didapat dari proses sebelumnya yaitu tahap perencanaan dikaji lebih dalam oleh seorang “Analis Sistem” atau System Analist. Dari hasil kajiannya seorang analis tersebut akan menemukan beberapa kelemahan sistem sehingga nantinya ia akan dapat mengusulkan suatu perbaikan atau solusi.

Kegiatan-kegiatan pada tahap Analisis:

a. Convention. Mendeteksi sistem, apabila sistem saat ini semakin berkurang manfaatnya (Memburuk)

b. Initial Investigation. Memeriksa sistem saat ini dengan penekanan pada daerah-daerah yang menimbulkan permasalahan.

c. Determination of Ideal System. Mendapatkan Konsensus (semacam kesepakatan/voting) dari komunitas pengguna sistem (para user) tentang sebuah sistem yang ideal (sistem yang diinginkan dari setiap user).

d. Generation of System Alternatives. Menggali (explore) perbedaan dari alternatif-alternatif sistem yang ada dalam mengurangi jarak (gap) antara sistem saat in idengan sistem idealnya.

e. Selection of Proper System. Membandingkan alternatif-alternatif sistem dengan menggunakan metodologi terstruktur, memilih alternatif sistem yang paling baik dan mengajukannya atau menjualnya kepada perusahaan.



3. Tahap Desain

Tahapan setelah analisis sistem yang menentukan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pemakai serta memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik lain yang terlibat dalam pengembangan sistem.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap Desain:

a. Output Design. Mendesain tampilan-tampilan output dari suatu sistem, berkas atau form.

b. Infput Design. Mendesain form/dokumen masukan untuk sistem.

c. File Design. Memberikan bentuk-bentuk file yang dibutuhkan dalam sistem informasi.



4. Tahap Penerapan

Tahap dimana desain sistem yang sudah dibentuj sudah menjadi suatu kode yang siap untuk dioperasikan.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap Penerapan:

a. Programming and Testing. Mengkonversikan perancangan logikal kedalam kegiatan operasi coding dengan bahasa pemrograman tertentu dan mengetest program, memastikan semua fungsi/modul berjalan dengan lancar.

b. Training. Memimpin sebuah pelatihan dalam menggunakan sistem baru yang telah dikembangkan, juga termasuk persiapan lokasi dan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan pelatihan seperti modul pembelajaran dan jadwal training.

c. Sistem Change Over. Merubah pemakaian sistem lama ke sistem baru, dari sistem informasi yang berhasil dibangun. Adapun beberapa metode konversis sistem diantaranya yaitu: (a) Konversi Paralel (b) Konversi Bertahap (c) Konversi Percontohan (d) Langsung/Change Over.



5. Tahap Perawatan

a. Penggunaan Sistem

b. Audit Sistem. Melakukan pengamatan dan penelitian formal untuk menentukan seberapa baik sistem baru dapat memenuhi kriteria kerja.

c. Penjagaan Sistem. Pemantauan rutin

d. Perbaikan Sistem. Melakukan perbaikan jika dalam program terdapat kelemahan rancangan yang tidak terdeteksi saat tahap pengujuan sistem.

e. Meningkatkan Sistem. Jika manejer melihat adanya potensi peningkatan sistem, hal ini bisa ditindaklanjuti untuk memodifikasi sistem sesuai keinginan manejer tersebut.



Seperti biasa! Untuk teman-teman yang ingin tau tentang BAB ini secara lengkap silahkan download file ini Pengembangan Sistem Informasi.doc

Senin, 28 Januari 2013

Java: Setting Path, Compile dan Eksekusi Java - JavaNeos Blog


Asalamu'alaikum. Wr. Wb.
Sebelumnya saya jelaskan ini adalah postingan saya di blog lain, yaitu blog yang dikelola bersama yang didalamnya terdapat tutorial-tutorial java beserta tipsnya (kunjungi http://javaneos.blogspot.com/). Tapi memang ada hubungannya dengan Sistem Informasi? Tentu ada! Sebaga seorang calon Sarjana yang memiliki Ilmu Komputer untuk memecahkan permasalahan bisnis kita dituntut untuk memahami dasar-dasar pemrograman dan salah satunya dengan bahasa pemrograman Java yang diajarkan di kampus saya. Memang pemahamannya tidak sedalam dengan mereka yang berada di jurusan Teknik Informatika atau Ilmu Komputer, tetapi yang kita ambil disini adalah agar lebih tertanam mental seorang programer. Karena kerja di bidang Sistem Informasi menuntut kerjasama dengan para programer sebagai tim yang bekerja bersama.
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb.

Kali ini saya akan memberikan tutorial bagaimana cara mengcompile code-code pemrograman java. Mungkin ada yang sudah tau, tapi masih ada juga yang bingung kan? Tutorial coding sudah jelas namun bagaimana mempraktekkannya? Disinilah saya akan membahasnya.

Okey, pertama yang dibutuhkan adalah JDK, apa itu JDK? Dimana downloadnya? Jangan malas untuk ketik 'JDK' di google :) Setelah di download langsung di install dan ikuti petunjuk yang ada. Sudah selesai? Jika belum tunggu sampai selesai, jika sudah? Lanjut kebawah.

Pertama-tama klik kanan pada 'My Computer' lalu pilih 'Properties'
gambar di bawah yaitu tampilan properties pada windows 7, untuk XP harap menyesuaikan :)



klik 'Advanced System Settings' (yg dilingkarin) setelah itu muncul 'system properties' seperti dibawaj

1. Masuk ke tab 'Advanced'
2. Klik 'Environtment Variables'

Tujian dari pada Environtment Variables ini adalah untuk kita menambahkan/edit path java agar code yang kita tulis dapat dioperasikan dengan tampilan dos melalui comand promt. Lantas kita nulis codenya dengan apa? cara yang paling umum adalah dengan menggunakan notepad, atau software lain yang lebih bagus misalnya Notepad++. Dari situ hasil coding disave dengan extensi [namafile.java] setelah itu file java di complie untuk menghasilkan file class dengan nama dile yang sama dengan file java. Bagaimana caranya? Ayo lanjutkan.

Ada dua kemungkinan:
1. PATH sudah ada, kalau begitu kita hanya tinggal meng-editnya

2. PATH belum ada, baiklah kita akan buat dia
Ikuti petunjuk di gambar, lalu buka windows exploler dan masuk ke direktori java/jdk??/bin yang sudah di install tadi. maksud tanda tanya tadi adalah versi java yang digunakan. Biasanya direktorinya sudah default yaitu C:/Program Files/Java/jdk??/bin. Selanjutnya silahkan ikuti gambar dibawah


Copy address yang ada pada exploler dan paste di kolom yang bernomor dua. Klik OK, OK lagi dan tutup properties My Computer


Selanjutnya tekan tombol keyboard yg berlogo windows + R
atau dengan cara klik menu Start->Run
muncul dialog seperti dibawah, lalu ketikan 'cmd'
hingga muncul layar hitam seperti dibawah
analogikan jendela hitam diatas seperti windows exploler hanya saja warnanya hitam dan primitif (emang seperti itu sih -.-) pertamakali dibuka biasaynya addres yang terbuka yaitu C:/users/username atau bahkan ada yang langsung di C:/ tapi sama saja. Sebelumnya disini anda diharuskan untuk sudah memiliki file java yaitu hasil coding kalian yang disave dengan extensi .java dan fil itu disimpan dalam suatu folder tersendiri agar mudah diakses. Untuk contoh, saya menyimpan file java saya pada C:/latihan. Untuk mengaksesnya gunakan perintah-perintah dasar berikut:

cd.. --> untuk mundur satu folder/direktori
cd [nama folder/direktori] --> untuk masuk ke folder/direktori
dir --> untuk memperlihatkan isi yang ada dalam folder/direktori


gambar diatas menampilkan file apa saja yang ada di dalam folder latihan yaitu zodiak.java

Disiniah tujuan utama kita memberika tutorial ini yaitu untuk mengcompile dan mengeksekusi hasil coding kita. Pertama COMPILE file java yang sudah kita save sebelumnya menggunakan notepad, dengan perintah
javac [namafile.java] --> tanpa tanda kurung


Kedua EKSEKUSI, setelah di compile silahkan di cek kembali isi folder akan bertambah satu file dengan nama yang sama namun berbeda ekstensi yaitu namafile.class. Dalam contoh ini saya punya file zodiak.java dan setelah di compile bertambah lagi zodiak.class. eksekusi file java dengan perintah
java [namafile] --> ketik tanpa menggunakan ekstensi, cukup nama saja


contoh deatas menujukan bahwa aplikasi zodiak.java berjalan dengan lancar.

Setelah sepanjang ini muncul pertanyaan, kenama mesti repot-repot? kenapa tidak seperti software pemrograman lainnya yang sudah menggunakan GUI (Graphic User Interface) ? Sebenarnya java sudah memiliki software GUI yang bernama NetBeans, namun ada baiknya sebagai programer kita harus merasakan bagian-bagian primitif ini agar lebih terbentuk mental programer kita. Okey, terimakasih semoga tutorial ini bermanfaat dan dapat disebarluaskan.

Sabtu, 19 Januari 2013

Tentang Penulis

Assalamu'alakum Warahmatullahi Wabarakatuh..

Sudah beberapa artikel saya tulis dalam blog ini rasanya kurang lengkap apabila tidak menyertakan identitas penulis atau pen-copas ini. Ada yang bilang jika tak kenal maka tak sayang bukan dalam artian sayang lawan jenis, tapi sayang dalam artian mengenal sesama manusia khususnya sesama muslim.

Bismillaahirrohmaanirrohiim..
Perkenalkan nama saya Alendy Senda cari di FB jika ingin kenal lebih, umur saya sat memposting ini adalah 19 tahun. Mahasiswa jurusan Sistem Informasi semester awal di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tenang saya tidak membawa bom, ini dunia maya, saya tidak akan berusaha meracuni pikiran-pikiran kalian dengan pemikiran-pemikiran sesat insyaAllah. Dimohon jangan segan atau sungkan dengan status Universitas saya yang memiliki embel-embel "Islam" yang mungkin orang awam berfikir para teroris atau pemberontak Islam berasal dari sini. Justru yang saya rasa ketika menempuh pendidikan disini ialah sangat berbeda dari penilaian awam saya tentang Universitas Islam. Tidak ada yang salah dengan embel-embel "Islam" Justru menurut saya disinilah letak kelebihannya, selain belajar tentang bidang ilmu umum, kita juga disuguhi tentang pengetahuan agama. Yah walaupun hampir sama dengan yang didapat di SD, SMP,atau SMA namun apa salahnya untuk terus dan selalu menyambung ilmu agama tersebut agar tidak terlepas dan terlupakan begitu saja. Alhamdulillah suasana dari segi internal juga sangat menyenangkan dan kondusif, lingkungan mahasiswa sangat Islamiyah. Bayangkan saja semua wanita di kampus ini memakai jilbab, padahal tidak ada peraturan jelas yang menyebutkan untuk para wanita memakai jilbab di lingkungan kampus. Subhanallah.. Keimanan kita sangat terjaga disini, dengan tidak adanya pemandangan sexy maupun 'hot' agar dapat tetap fokus dalam pelajaran.

Cukup tentang kampus, sekarang kembali ke pembahasan inti. Jadi tujuan saya membuat blog ini hanyalah untuk menyebarkan ilmu, bukan untuk menjadi terkenal, berlomba-lomba dalam search engine dan lain-lain. Konten didalamnya pun sudah jelas sekali dari nama blog ini "Blog Sistem Informasi". Ya! Semua tentang Sistem Informasi, apapun yang saya dapat di kampus akan saya posting disini, tentunya yang dirasa penting dan berkaitan dengan Sistem Informasi. Dalam jangka pendek mungkin blog ini belum memiliki manfaat, namun insyaAllah kedepannya, ketika sudah ada lagi mahasiswa baru yang membutuhkan materi atau ulasan tentang Sistem Informasi di awal studinya, mereka dapat menemukannya di blog ini. InsyaAllah..


Sekian perkenalan dari sang penulis, kurang lebihnya mohon maaf penulis juga manusia karena kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan adalah milik manusia. Semoga Ilmu ini bermanfaat, seperti sabda Rasul "Sebarkanlah walau hanya satu ayat". Walau sedikit yang terpenting adalah manfaatnya, terimakasih :)

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh..